Yang sini suka goyang tetew nggak jelas, yang sana ternyata juga doyan dengerin selawatannya Sabyan. Komplit sudah. Tik Tok dan Sabyan adalah yin dan yang untuk generasi kekinian.
Kalau kita melakukan pencarian di Google Play dengan kata kunci “Aplikasi Goblok”, maka yang keluar adalah aplikasi video musik bernama Tik Tok. Yawla, yawla, padahal salah apa aplikasi ini?
Aplikasi kan sama seperti sebilah pisau, yang bisa digunakan untuk memasak, bisa juga untuk nodong orang yang lagi main aplikasi goblok. Artinya tiada hukum tetap untuk Tik Tok. Bisa haram, halal, makruh, sunah, mubah, dan semua itu masih tergantung sama yang pakai.
Meski begitu Tik Tok sebagai aplikasi sempat dikecam juga oleh banyak warganet karena attitude penggunanya yang terkadang kelewat batas wajar. Misal, pernah ada seorang pengguna yang kakeknya baru meninggal dunia, bukannya diyasinin atau ditahlilin, eh malah jenazahnya dijadikan latar belakang video Tik Tok. Lagu yang digunakan untuk merekam pakai lagunya Wiz Khalifa See You Again yang kebetulan juga jadi soundtrack film Fast & Furious 7. Aneh deh, padahal kakeknya juga bukan Paul Walker.
Itu sih masih mendingan, coba ini; ada sekumpulan remaja putri yang becandain agama dengan membuat Tik Tok sedang salat dengan latar musik lagu Jaran Goyang-nya Nella Kharisma. Mereka pakai mukena, goyang-goyang main-main dengan gerakan salat. Hedeh, kayaknya mereka belum pernah digigit anjing kacili. Tetew!
Sisanya, pengguna Tik Tok berasal dari kalangan anak SD yang masih kecil-kecil dan mbak-mbak gemes yang pakaiannya kekecilan. Lagu DJ Aisyah dan goyang dua jari adalah starter pack mereka.
Akan tetapi, tentu tidak semua pengguna Tik Tok semelehoy itu. Masih ada juga kok pengguna kreatif yang bisa menyalurkan hobi dengan Tik Tok tidak sekadar buat cari sensasi saja—ya cari sensasi juga sih cuma enggak yang kontroversial-kontroversial gitu. Kan aplikasi yang-dibilang-google-goblok ini memang diperuntukkan untuk mereka yang gemar nge-dance atau bahasa fisikanya; petakilan.
Belakang ini saya jadi semakin percaya kalau Tik Tok tidak seburuk yang digembar-gemborkan. Nyatanya ketika melihat Danilla Riyadi juga main Tik Tok kok saya suka-suka aja ya? Malah gemes banget rasanya. Padahal kan yang main Tik Tok nggak hanya Danilla?
Lagian, dari sisi yang lain, Tik Tok juga membantu musisi memopulerkan lagu mereka. Sekarang, siapa yang tidak pernah mendengar lagu Lagi Syantik-nya Siti Badriah? Saking terkenalnya lagu Lagi Syantik, sampai-sampai ada penggemar Iqbaal Ramadhan alias SoniQ yang menyanyikan lagu tersebut dengan asal dan kecentilan. Nyanyi Lagi Syantik, tapi ekspresinya kayak Lagi Syuntik. Liriknya pun diganti jadi begini:
Emang lagi manja, lagi pengen dimanja
Pengen berduaan dengan dirimu, Iqbaal~
Video ini bahkan sampai viral dan membuat pengguna Instagram dengan nama akun @nurrani_rtersebut diikuti banyak orang. Hal ini sempat membuat para kreator konten Instagram jadi iri hati dan dengki.
Sebab mereka yang susah payah memeras otak cari ide untuk bikin konten yang bagus malah dikalahkan oleh sesosok remaja putri yang sedang halu-halunya bikin video cuma modal yang-dibilang-google-goblok saja. Tapi mau bagaimana lagi, rezeki memang tidak bisa ditebak. Mungkin ini balasan karena pada masa lalu leluhur Nurrani pernah membebaskan ribuan budak atau hamba sahaya.
Namun, hidup tetap seimbang karena yin dan yang. Di saat ada yang bikin sepet, datang juga penawarnya. Saat dibutuhkan, Sabyan hadir untuk menjawab keraguan. Grup gambus dengan vokalis muda memesona itu langsung disukai banyak orang. Sejak itu, saya yakin Indonesia akan baik-baik saja di masa depan. Yang sini suka goyang tetew nggak jelas, yang sana ternyata juga doyan dengerin selawatannya Sabyan. Komplit sudah.
Salah satu faktor Sabyan menjadi favorit adalah penampilan vokalis mereka yang juga trendi dan oke punya. Di video Ya Habibal Qolbumisalnya, bahkan Nissa tampak seperti anggota girlband Korea pakai hijab dengan close-up yang mengekploitasi kecantikannya. Nonton Nissa jadi berasa ngelihat penyanyi lagu K-pop perempuan jadi mualaf barusan tadi sore . Bahkan harus diakui, thumbnail wajah Nissa itu mengalahkan rentetan click bait judul vlog-nya Gen Halilintar.
Setelah Indonesia diteror dengan pengeboman gereja di Surabaya, Sabyan tanggap merilis cover lagu Deen Assalam. Dengan suara merdunya, Nissa Sabyan mengabarkan kepada jutaan orang bahwa Islam adalah agama perdamaian. Tidak damai, tidak Islam.
Tidak hanya disukai oleh umat muslim Indonesia, Sabyan juga menarik perhatian orang-orang di luar Islam dan luar negeri. Musik memang universal. Bisa dilihat beberapa komentar bernada positif seperti ini:
“Aku Katolik, dalam lagu ini benar-benar menjelaskan Islam yang aku kenal selama ini. Jadi teroris bukanlah Islam!”
“Aku Hindu, tapi suka lagu ini. Sukses terus salam perdamaian untuk kita semua.”
Bahkan saya yakin, kalau cover lagu Deen Assalam ini masuk ke Desa Konoha, mungkin Pein Akatsuki juga membatalkan invasinya dan berkomentar, “Saya suka lagu ini walaupun saya sendiri adalah dewa dari Amagakure.”
Sekarang saya mengerti, kenapa saya yang muslim suka nonton Kera Sakti atau film Yoko. Sebab seni memang bisa dinikmati oleh semua orang. Lintas agama, nusa, bangsa, sampai lintas pilihan politik.
Hal yang juga bisa berlaku untuk Tik Tok, bahkan bisa dinikmati di segala kondisi pula, dari saat kakeknya meninggal sampai mainin agama yang tidak patut ditiru. Meski banyak yang bikin kesal, nyatanya Tik Tok bisa dinikmati oleh banyak spesies—termasuk homo sapiens seperti kita.
Kita?
No comments:
Post a Comment