RAFLInews - Politisi kelahiran Fakfak dan meniti pendidikan di Makassar Sulawesi Selatan, Ali Mochtar Ngabalin, membuat lompatan besar dalam kariernya.
Setelah sebelumnya sempat jadi anggota DPR RI mewakili PBB 2004-2009, kini kiprah Ali mulai mencuri perhatian.
Politisi Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin dipercaya menjadi tenaga ahli utama di Kantor Staf Presiden (KSP), Rabu (23/5/2018).
Dikabarkan Ngabalin berada di bawah Deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
Disana, Ngabalin akan bertugas menjadi juru bicara pemerintah.
Dirinya melaksanakan tugas bersama-sama dengan Johan Budi, Prof Ahmad Erani, dan Adita Irawati.
Ngabalin mengaku mendapat tugas mengklarifikasi banyak hal yang mungkin tidak benar dan berkembang soal pencapaian kerja pemerintah di masyarakat.
Selain itu, dirinya juga mempunyai kewajiban untuk meluruskan tentang fitnah yang ditujukan kepada Presiden dan pemerintah.
Pasca pelantikannya, Ali Ngabalin menjadi narasumber dalam program talkshow salah satu televisi swasta, Rabu (23/5/2018).
Disana, Ali Ngabalin bertemu dengan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
Dalam program tersebut menampilkan dua buah karya dalam bentuk lagu yang berjudul Presidenku Luar Biasa dan 2019 Ganti Presiden.
Menanggapi 2019 Ganti Presiden, Ali Ngabalin justru mengritik perihal lirik yang menurutnya berisi fitnah.
"Soal Presiden 2019 jauh lebih bagus kalau liriknya bisa diikutin dengan beberapa latar gambar-gambar yang bisa memberikan inspirasi ke orang kalo lirik itu bermakna. Kalau lirik itu penuh fitnah dan sakit hati, masyarakat mengerti. Lirik itu kan menggambarkan watak orang", ujarnya.
Tak hanya itu, Ngabalin juga membandingkan dengan lagu Presidenku Luar Biasa yang memperlihatkan kemajuan Papua.
"Ingat baik-baik ya, sepanjang sejarah Republik Indonesia baru ada Presiden yang bisa melakukan perjalanan panjang sampai ke Papua. Infrastruktur adalah mimpi orang Papua yang baru terwujud era Jokowi", ujarnya menambahkan.
Menanggapi ucapan Ali Mochtar, Fadli Zon justru memberikan bukti-bukti kegagalan era Jokowi.
"Coba dilihat dan dicatat betul liriknya. BBM naik fitnah bukan? bukan fitnah. Listrik naik fitnah bukan? listrik memang naik kok. Harga-harga sembako naik itu fitnah bukan? bukan. Rakyat digusur fitnah bukan? bukan rakyat memang banyak yang digusur. Bukti-buktinya banyak. Jadi tidak ada yang fitnah di lagu itu", ujar Fadli.
Mendengar penjelasan Fadli, Ali Mochtar Ngabalin terdiam sesaat.
Tim RAFLInews
No comments:
Post a Comment