RAFLInews - Tuhan itu Maha Adil, Mengisi manusia dengan kemampuan masing - masing, itu semua agar tercipta kerukunan, agar manusia itu saling tolong menolong.
Kita hidup didunia ini memang aneh tapi nyata.
Kadang hati selalu bertanya tanya, hidup ini juga seperti hal yang membuat kecewa, ada seseorang biasa jadi imam dalam sholat, ia berkata tentang harta.
Ia berkata harta itu tidak dibawa mati, jangan menumpuk - menumpuk harta.
Kata - kata ini juga membuat hati jadi kecewa, pada kenyataannya dia sendiri seorang guru, dia memiliki mobil rumah mewah, apa ini yang namanya jangan menumpuk - numpuk harta, padahal orang - orang yang mendengarkan ceramahnya itu, adalah orang - orang yang biasa - biasa aja, yang minim harta , buat sehari hari saja pas - pasan.
Ia juga berkata jadi orang jangan pelit, perbanyak sedekah.
Ia juga berkata Jika waktu panen pari , ya disedekahkan.
Jika kita tidak punya uang, tidak mengumpulakan harta, tidak bisa memberi, apa kita dibilang kita pelit, karena tidak bisa bersedekah.
Dia memang seorang guru, uangnya banyak bisa membeli ini itu, kita orang yang mendengarkan ceramahnya, adalah orang yang hidupnya pas - pasan, kerja swasta, serabutan.
Sedangkan dia punya uang banyak, rumah mewah, bersedekah uangnya masih banyak, ia juga gak berladang, gak panen pari, dia bilang ke orang orang yang diceramahi untuk bersedekah kalau panen, pada lingkungan.
Dia saja gak mensedekahi kita kok dia bilang begitu, membuat hati kecewa.
Memang harta tidak dibawa mati, akan tetapi dengan harta banyak uang, kita bisa memberi, bersedekah, jika ada orang membutuhkan bantuan orang kita bisa memberi.
Orang itu sebelum bicara sesuaikan keadaan, intropeksi diri, jangan asal ngomong doang, ceramah itu enak, jadi orang pas - pasan ekonomi itu berat, godaannya besar.
Dia juga seorang imam , rumah mewah, punya mobil, kok bilang jangan menumpuk harta, padahal depan rumahnya orang sebatang kara, orang miskin, hanya ditonton doang, ditertawakan, diomong saja , gak dibantu.
Dia orang belum tau apa, jadi orang susah.
Jadi orang susah itu berat, godaannya besar.
Gak punya uang tertekan kondisi kehidupan yang serba beli, kelaparan.
Gak punya uang, godaannya seperti mencuri, ngrampok , memeras orang dan lain lain godaannya banyak.
Kalau jadi orang mencuri ngrampok , ketahuan orang , akibatnya dibawa ke polisi, nama baik jadi buruk, dihina, diejek - ejek, diolok - olok, ditertawakan, direndahkan.
Apa itu orang yang suka melihat orang menderita?
Dia bicara jangan ngumpulin harta, tetangganya saja gak punya uang, hidupnya sebatang kara, udah miskin, rumahnya kayak gubuk, gak dibantu, gak dipedulikan.
Ada lagi tetangga guru yang juga jadi imam itu, ini orang juga yang sering sholat juga orang yang punya tanah yang dibikin mushola, dia setiap kali habis sholat kerjanya ngomongin orang meluluk, menjelek - jelekan orang lain, menghina orang yang gak punya uang, dibilang pelit.
Menertawakan orang saja kerjanya.
Membuat kecewa hati, padahal dia rutin sholat disiplin adzan tapi mulutnya kalau menghina menghina orang, jelek - jelekan orang , sangat pedas sekali.
Orang yang tertekan ekonomi malah ditertawakan diolok - olok, mulutnya itu kalau bicara dipikir dulu jangan asal bicara. Intropeksi diri.
No comments:
Post a Comment